Unilam dan 24 Perguruan Tinggi hadiri kegiatan MoU & MoA dengan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS)

Wakil Rektor II Unilam hadiri kegiatan MoU dan MoA antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dengan 24 perguruan tinggi di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (FE UNJ) didukung oleh Indonesian Financial Management Association (IFMA) menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini, yang diselenggarakan pada hari Selasa, 20 Agustus 2024 di Naraya Ballroom hotel UTC UNJ by Naraya.

Ke-24 perguruan tinggi dari Indonesia tersebut antara lain, 1. Universitas Negeri Jakarta, 2. Universitas Nasional, 3. Universitas Tama Jagakarsa, 4. Universitas Musamus, 5. Universitas Esa Unggul, 6. Universitas Jenderal Ahmad Yani, 7. Universitas Pakuan, 8. Universitas Siliwangi, 9. STIE YKPN, 10. Universitas Indonesia, 11. STIE INDONESIA, 11. ST. STIE TRI BHAKTI, 12. UNIVERSITAS INDONESIA, 13. Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan, 13. Universitas Pelita Bangsa, 14. Universitas Kristen Indonesia, 15. Universitas La Tansa Mashiro, 16. STIAB Jinarakkhita Lampung, 17. Universitas Negeri Gorontalo, 18 . Universitas Teuku Umar, 19. Universitas Papua, 20. Universitas Borneo Tarakan, 21. Universitas Malikussaleh, 22. Universitas Malikussaleh, 23. Universitas Cendrawasih, 23. Universitas Islam Malang, 24. Universitas Teknologi Yogyakarta.

Dekan FE UNJ, Prof. Usep mengatakan bahwa “hari ini FE UNJ menjadi tuan rumah MoU dan MoA antara FEB UNIMAS dengan 24 kampus atau fakultas ekonomi dan bisnis dari Sabang sampai Merauke. Kami senang bisa mengumpulkan 24 kampus dalam satu waktu. Dengan adanya pertemuan ini kita dapat melakukan kegiatan akademik dan non akademik khususnya FEB dari berbagai kampus yang nantinya akan diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) yang memiliki standar yang sangat tinggi dan sekaligus FE UNJ memberikan kesempatan kepada kampus-kampus yang selama ini memiliki akses yang terbatas untuk berkolaborasi dengan kampus-kampus di luar negeri”.

Sementara itu, dalam wawancara dengan Prof. Suherman, yang merupakan Ketua IFMA dan juga dosen UNJ, menyatakan bahwa peran IFMA dalam kegiatan ini adalah menjembatani antara perguruan tinggi di Indonesia dengan perguruan tinggi di luar negeri mengenai kegiatan akademik. Kegiatan seperti ini sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2010 hingga sekarang sudah 14 tahun, mulai dari seminar, konferensi dan lain-lain.

Kebutuhan internasionalisasi bagi perguruan tinggi di Indonesia sangat penting dan dibutuhkan karena kita memiliki networking. “Saya berharap kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dapat meningkat dengan adanya kolaborasi internasional,” ujar Prof. Suherman.

Artikel ini sudah dilihat sebanyak 181 kali

Berbagi ke Sosial Media